Sarwo dan Wito sedang beres-beres halaman teras rumah Tuan Bono, lalu berhenti untuk istirahat.
Sarwo :To … (pelan) To …! (agak keras) To ….!!!(lebih keras)To…!!!!!!(marah dan kesal)
Wito :teriak – teriak ! memangnya aku tuli !
Sarwo :kau memang tidak tuli, tapi budeg ! boloten ! kita memang kere,tapi jangan ditambah budeg, bisa-bisa kita dibodohi trus sama yang diatas !
Wito :yang diatas ?, Tuhan yang kau maksud ?
Sarwo :sudah budeg,apek,goblok lagi !, ya orang-orang kaya itu, yang hobinya menakali orang kecil seperti kita ini. Mentang-mentang duwitnya banyak!, seenaknya saja mempermainkan kita!
Wito :iya..iya...betul Wo...betul...
Sarwo :maka dari itu., kita sebagai orang kere harus bersatu, jangan mau dinakali orang-orang kaya yang kurang ajar. Jangan mau dijadikan boneka yang seenaknya saja dipermainkan semau udel mereka, jangan sampai kita diinjak-injak, kalau perlu kita menginjak-injak meraka!
Wito :menginjak-injak pakai apa?
Sarwo :pakai…..pakai….ya pakai kaki tolol!
Wito :tunggu dulu…tunggu dulu…yang kasih makan kita kan orang kaya ? kalau meraka kita injak-injak,lalu kita makan apa?
Sarwo :itu beda, lain, different! Kalau orang kayanya baik hati, seperti majikan kita ini, kita harus patuh, harus ngajeni. Majikan kita itu lain daripada yang lain. Sudah kaya, baik, tidak sombong, dermawan, suka menolong, dan yang paling penting, sangat sayang sama orang-orang miskin seperti kita ini.
Wito :lalu bedanya apa dengan orang-orang kaya yang lain ? wong sama-sama duwitnya banyak?
Sarwo :jelas beda!orang-orang kaya diluar sana, kekayaan nya tidak halal, duitnya banyak, tapi hasil korupsi. Statusnya thok orang kaya, tapi hatinya busuk, jiwanya kotor, kaya tikus, sukanya nyokoti uang rakyat, sombong, orang Jerman bilang kemaki, orang mesir bilang kemelinti. Lain dengan majikan kita!
Wito : sungguh beruntung mendapat majikan yang berhati mulia seperti Tuan Bono itu. Tapi Wo, tapi satu yang beliau tidak punya.
Sarwo :apa ?, sembarangan kalau ngomong!, apa yang beliau tidak punya. Kaya, sukses, cakep, disegani orang. Istrinya saja, kamu tahu to istrinya? ,nyonya Julia, sudah pintar, baik, cantik lagi. Hatinya itu lho,lembut kayak roti.
Wito :(lirik kanan kiri, lalu agak berbisik) tapi mandul
Wito :memangnya kau tidak tahu ? perusahaan Tuan Bono itu banyak, ada dimana-mana, harus ada yang mengurus menjalankan seluruh perusahaan itu. Kalau Tuan tidak punya keturunan, siapa yang nanti akan menjalankan perusahaan ? siapa yang akan mewarisi seluruh kekayaan beliau ? , padahal kau tahu, sudah hampir sembilan tahun Tuan dan Nyonya menikah, Tapi tetap saja nyonya tidak bisa hamil
Sarwo :betul juga. Tapi kalau memang benar nyonya mandul dan tidak bisa memberiakn keturunan, siapa tahu kita kecipratan warisannya Tuan (cekikikan)
Wito :sontoloyo! Gila kau, masih sempat berpikir busuk seperti itu. Tapi Wo, kamu tahu tidak, satu-satunya cara agar Tuan bisa punya keturunan adalah
Wito & Sarwo :(Saling pandang) KAWIN LAGI !!!(cekakakan)
(Tuan Bono dan Bu Julia datang)
Bono :ada apa ini ribut-ribut ?
Sarwo :ini tuan, Wito kebelet kawin
Julia :sunat belum kering sudah pengen kawin. Ada-ada saja kamu itu.
Wito :ndak nyonya, sarwo saja yang ngawur. Padahal dia yang iri, mentang-mentang tidak ada yang mau sama dia.
Bono :tenang, masalah jodoh itu sudah ada yang mengatur, kalian Cuma bisa berusaha dan berdoa, Alla lah yang menentukan. Ya sudah sana tolong buatkan kopi, gulanya sidikit saja
Julia :saya teh saja.
S & W :Saya tuan...nyonya..... (keluar)
Bono :sudah kau pikirkan pendapatku tempo hari ?
Julia :sudah pa, sudah saya bilang, saya setuju dengan keputusan papa. Sudah saatnya papa memikiran masa depan perusahaan. Saya mengerti keadaan papa. Dan saya sadar dan tahu diri kalau saya memang tidak bisa memberikan keturunan.
Bono :mama harus mengerti bahwa kuputusan ini saya ambil bukan tanpa pertimbangan. Saya sangat mencintai mama. Cuma mama yang pantas mendampingi saya. Saya juga ingin sekali selamanya bersama mama. Tapi perusahaan ini yang menuntut saya harus memiliki penerus. Perusahaan ini telah turun temurun diturunkan dari generasi ke generasi. Dan tetap harus diwariskan pada generasi-generasi selanjutnya, termasuk saya. Saya harus tetap menjaga tradisi itu. Saya harus memiliki keturunan. Maka dari itu.......
Julia :karena saya mandul, papa harus menikah lagi untuk mendapatkan keturunan. Saya mengerti pa, sangat mengerti. Saya rela seaindainya papa terpaksa menikah lagi demi mendapatkan keturunan.
S & W :kopinya tuan, tehnya nyonya...
Julia :taruh disana
Wito :permisi tuan....nyonya....
Bono :tapi mama yakin dengan keputusan mama ?
Julia :Sejujurnya, siapa yang mau suaminya mendua dengan wanita lain. Saya yakin wanita didunia ini sama dengan perasaan saya. Ingin menjadi yang terbaik bagi suaminya. Tapi justru saya ingin menjadi istri yang baik bagi papa, jadi saya rela. Saya ikhlas pa. Apalagi tujuan papa itu juga ingin membantu Ratna yang janda. Dulu kita juga pernah berjanji pada sumainya, Johan, untuk selalu membantu keluarganya. Dan akan meneruskan membangun perusahaan. Keputusan papa untuk menikahinya akan sangat membantu meringankan beban hidupnya.
Bono :mama juga harus tahu, saya sangat kagum dan salut dengan hati mama yang sangat mulia. Saya berjanji tidak akan mengecewakan mama. Saya akan berusaha bersikap adil.
Julia :iya pa, mama juga yakin papa dapat berlaku adil,. Lagipula Ratna bukan orang asing bagi papa, juga bagiku. Dia adalah pilihan tepat.
Bono :terima kasih ma, besok Ratna akan menemuiku untuk membicarakan rencana pernikahan ini.
Julia :jangan lupa sampaikan salam saya padanya
Bono :baik, akan saya sampaikan. Ya sudah, saya berangkat dulu
Julia :(mencium tangan suaminya) hati-hati ya pa... (ikut keluar)
(Sarwo dan Wito masuk lagi)
Sarwo :(sambil membereskan cangkir) heh, kau dengar tidak yang dibicarakan tuan dan nyonya tadi ?
Wito :memangnya apa to?
Sarwo :kau ini, dasar budeg!, Tuan Bono mau menikah lagi!
Wito :masa?,mungkin kau salah dengar.
Sarwo :aku tidak mungkin salah dengar, kau saja yang budeg. Wong tuan tadi bicaranya keras.
Wito :apa tuan sudah tidak mencintai nyonya lagi ya?kok dia tega meninggalkan nyonya?
Sarwo :tuan itu sangat mencintai nyonya. Tidak mungkin beliau tega meninggalkan nyonya.
Wito :lalu nyonya bagaimana kalau tuan menikah lagi?
Sarwo :nyonya masih tetap jadi istrinya tuan, kalau tuan jadi menikah lagi, berarti tuan mempunyai dua istri
Wito :iya..iya..betul..aku pernah dengar di tipi-tipi. Namanya itu pol...pol...pol..pol apa ya...
Sarwo :poligami goblok!
Wito :tapi tuan kok tega sekali menduakan nyonya?
Sarwo :hati-hati kalau bicara. Tuan itu tidak bermaksud menduakan nyonya untuk kesenangan belaka, tuan sangat membutuhkan keturunan. Bukan sengaja tega meninggalkan nyonya.
Wito :lalu kau tahu tidak siapa calon istri kedua tuan ?
Sarwo :menurut apa aku dengar tadi, nyonya Ratna !
Wito :Ratna??yang janda itu. nyonya Ratna kan sahabat baik nyonya. Bukannya mereka sudah kenal sangat akrab ?
Sarwo :Jutru itu, nyonya setuju Tuan menikah lagi karena tuan memilih nyonya Ratna. Nyonya tahu kalau nyonya Ratna itu baik untuk jadi istri kedua tuan dan yakin bisa memberikan keturunan untuk Tuan.
Wito :oiya suaminya nyonya Ratna kan juga rekan kerja nya Tuan. Jadi Tuan selain menginginkan keturunan, beliau juga mempunyai niat baik. Beliau berniat membantu nyonya Ratna dan keluarganya yang telah ditinggal suaminya.
Sarwo :sungguh perbuatan yang mulia, majikannya siapa dulu !
Wito :enak saja!majikan ku juga!
(hening sejenak)
Sarwo :ngomong-ngomong pacarmu apa kabar?
Wito :pacarku yang mana?
Sarwo :alaaah….sok tidak tahu
Wito :kau ini sembarangan saja kalau bicara
Sarwo :yang sukanya gembol jamu itu lho…
Wito :Dek Inah to? Ngawur, dia belum jadi pacarku. Tidak tahulah. Aku pasrah
Sarwo :pasrah piye tah?
Wito :sepertinya dia tidak tertarik padaku, melirik saja emoh
Sarwo :makanya kau harus banyak belajar dari yang lebih berpengalaman masalah wanita
Wito :memangnya ada?siapa wo siapa wo?
Sarwo :perkenalkan Sarwo Sudharmo Mangunsarkoro, playboy cap kaki lima, ahli menaklukan wanita.
Wito :ah, kau ini ada-ada saja. Sudah semua jurus aku keluarkan, tapi tetap saja dia kelihatannya cuek
Sarwo :ini..ini…contoh orang yang mudah putus asa. Sebagai laki-laki kau harus tegar, jangan mudah menyerah!
Wito :siapa bilang?wong aku itu sudah mati-matian, mengorbankan jiwa dan raga demi mendapatkan dia
Sarwo :buktinya?dia masih belum tertarik padamu?, wanita itu memang begitu, gengsi, sok jual mahal, malu-malu kucing, malu-malu tapi mau. Tapi kalau sudah kena, pasti bakal nempel trus kaya lem kayu. Wanita itu butuh kelembutan, butuh kasih sayang, dan yang paling penting, butuh romantisme...
Inah :jamu..jamu..jamu ne bu....
Sarwo :itu dia datang, cepat sana dekati, suruh kesini!, ingat ya, romantisme... (keluar)
Wito :dek..dek Inah ! sini sebentar aku mau bicara.
Inah :ono opo ta mas...
Wito :bagaimana dek, aku ini serius suka padamu, kau mau tidak jadi pacarku?
Inah :aduh, piye ya mas, saya tidak bisa menjawabnya sekarang.
Wito :mengapa dek?
Inah :soalnya aku.....(tiba-tiba ada yang memanggil untuk membeli jamu), eh sudah dulu ya mas, itu ada yang mau membeli jamuku, mari mas.....(keluar)
(Sarwo masuk menghampiri wito yang masih agak sedih)
Sarwo :piye to?sukses?
Wito :sukses dengkulmu itu!dia malah pergi, tidak menjawab apa-apa.
Sarwo :sabar ya to, didunia ini wanita tidak hanya dia, mati sati tumbuh seribu. Suatu saat kau pasti akan bertemu pujaan hatimu yang asli.
(tiba-tiba nyonya memanggil Sarwo dan Wito, mereka berdua keluar)
Nyonya Ratna, Fani dan Mamat, anaknya, sedang berbincang-bincang sebelum berangkat kerumah Tuan Bono
Ratna :Tuan Bono itu tidak mungkin punya niat seperti yang kau pikirkan, Fani. Keluarga Beliau adalah keluarga baik-baik. Mama kenal betul dengan keluarganya.
Fani :aku tidak percaya!kalau dia baik, apa alasannya dia mau menikahi mami kalau tidak mengincar hart warisan Almarhum papi.
Mamat :Kak Fani, Tuan Bono itu rekan kerja papi. Mereka kenal sudah sangat lama. Pertemanan mereka itu sudah seperti keluarga. Jadi tidak mungkin Tuan bono berniat jahat terhadap keluarga kita
Fani :kau anak kecil tahu apa?!
Ratna :betul apa yang dikatakan adikmu itu. Keluarga kita mempunyai hubungan yang sangat baik dengan keluarga Tuan Bono. Mami sangat yakin kalau Tuan Bono itu tidak mungkin mencelakai kita. Malah beliau itu hendak membantu keluarga kita sepeninggal almarhum papi.
Fani :hubungan yang sangat baik?, mereka dimana saat papi sakit-sakitan?, mereka dimana saat papi meninggal?, mereka berfoya-foya diluar negeri!?, mami masih bilang mereka baik?, mentang-mentang jabatannya lebih tinggi .
Ratna :Fani anakku, kau tidak tahu apa yang mereka lakukan disana. Mereka keluar negeri untuk urusan perusahaan. Dan itu sangat penting. Mereka selalu menghubungi mami dan menanyakan keadaan papi. Mereka sangat menaruh perhatian pada keluarga kita. Apalagi saat papi terbaring sakit. Sampai-sampai biaya rumah sakit dibiayai seluruhnya oleh Tuan Bono.
Mamat :kak Fani jangan keburu berpikir negatif terhadap Tuan Bono. Beliau akan menyayangi kita seprti anak kandungnya sendiri.
Fani :tapi dia sudah beristri?untuk apa dia menikahi mami?
Ratna :Beliau menikahi mami karena Beliau menginginkan keturunan. Julia tidak bisa hamil, sehingga tak dapat memberikan keturunan. Kau tak usah pikirkan itu, mami yakin beliau sanggup berlaku adil.
Fani :pokoknya aku tida setuju!titik! (keluar)
Mamat :mami tak usah terlalu memikirkan kakak.
Ratna :kakak mu itu memang sangat keras kepala. Ia masih belum bisa menerima kematian papi. Masih saja menyalahkan Keluarga tuan Bono yang dianggap tidak perduli pada keluarga kita. Padahal kelurga beliau itu sangat peduli pada keluarga kita. Beliau berusaha menebusnya dengan menikahi mami. Mereka juga sebenarnya sangat merasa bersalah karena tidak ada saat pai meninggal.
Mamat :saya mengerti mam. Suatu saat kakak juga pasti akan mengerti. Pokoknya kebahagiaan mami adalah yang terpenting. Saya hanya bisa mendukung segala keputusan mami.
Ratna :terima kasih nak. Mama yakin Tuan Bono tak akan mengecewakan kita.
Mamat :saya yakin juga begitu
(tiba-tiba telepon berdering)
Ratna :halo...Assalamu’alaikum...
O,mas Bono. Bagaimana Mas...?
Iya mas...sebentar lagi kami berangkat kesana
Iya mas....iya......Fani dan Mamat juga ikut
iya...
Wa’alaikumsalam....
Mamat :Tuam Bono ya mam?
Ratna :Iya..kita diharap segera kerumahnya. Fani...!Fani....!, kita berangkat sekarang
(lalu fani muncul dan mereka keluar)
Sarwo sedang mondar-mandir sambil sesekali melihat keluar. Kemudian terdengar
Suara Inah yang menjajakan jamunya.
Sarwo :ssst....sst....ssst....sini cepet!
Inah :(menghampiri tapi malas) ono opo to mas......?
Sarwo :Sini, duduk sini, cepet!
Inah :iya sabar …
Sarwo :jangan jauh-jauh, deket sini lho!
Inah :emoh!nggak enak dilihat orang, cepet mau ngomong apa?
Sarwo :loh!masak kamu lupa ?, yang kemarin ...
Inah : yang mana to mas ?
Sarwo : yang dibelakang kebun jengkol kemarin itu lho, ayo dijawab sekarang!
Inah :aduh mas,piye ya?tidak hanya sampeyan yang minta itu dari saya. Mas Sarwo itu sudah orang yang kesekian,pokoke tak terhinggalah, yang ingin jadi pacar saya. Jadi saya bingung harus jawab apa
Sarwo :terserah! Aku nggak peduli. Pokoknya kamu kudu jawab!
Inah :kok sampeyan maksa to mas.
Sarwo :wong kamu itu ditanya gitu aja susah. Memangnya aku ini kurang apa?. ganteng, perhatian, penuh kasih sayang, baik hati, rajin menabung, tidak sombong, penyayang binatang pula.
Inah :kita itu sama-sama kerenya, orang jepang bilang nggak gathuk
Sarwo :cinta itu tidak memandang materi. Apa artinya kekayaan jika ada cinta yang jumlahnya lebih banyak dari berjuta-juta uang atau berton-ton emas.
Inah :halaah, gombal!. Laki-laki itu semua sama. Sukanya gombal. Mengobral janji. Mau enaknya thok. Baik Cuma kalau ada maunya. Nggak konsisten. Sekarang bilang kalau cinta, tapi nanti kalau sudah penak dibuang begitu, kayak umbel!. Wanita itu ingin dimengerti mas. Jangan hanya menuruti cinta dalm hatimu itu mas. Maka dari itu laki-laki itu harus jujur, tulus, dan ikhlas. Jangan hanya menuruti naluri lelakinya saja. Wanita juga manusia mas. Jangan sok jadi manusia bodoh yang tidak mengerti tentang wanita. Biarlah kisah ini jadi kenangan terindah untuk kita. Demi waktu mas, jika kau memang bukan tercipta untukku, hapus aku... hapus aku mas!
Sarwo :tapi mengapa kau tak bisa menerima cintaku?
Sarwo :(masih berkelahi) aku bisa jelaskan baik-baik
Wito :jelaskan dineraka!brengsek!
Inah :(mulai memisah)sudah mas!berhenti!sudah!
(berhenti berkelahi)
Wito :(tersedu-sedu agak menangis) Dek inah, teganya kau menyakiti hatiku. Teganya kau mennduakanku dengan kecoa ini..
Sarwo :sembarangan!enak saja bicara!kau yang tak tahu malu!. Dia tak suka padamu ! masih saja kau berharap!, kasian sekali kau...
Wito :kau yang brengsek! Teman makan teman!. Beraninya main belakang!. Pengecut!!
Sarwo :(mau menyerang Wito tapi ditahan Inah) Kurang ajar!!
Inah :Sudah!sudah!. Saatnya saya katakan yang sebenarnya. Saya akui Mas Wito itu baik, perhatian, dan sangat mencintai saya. Tapi saya tidak bisa menerima mas.....
Sarwo :Mampus !. Rasakan!. Kau memilih aku kan ?
Wito :Sok tau!. Dia tidak akan memilih banci pengecut seperti kau!!
Inah :dengar dulu, saya belum selesai bicara!. Saya juga tidak bisa menerima mas...
Sarwo :apa?mengapa?
Inah :karena....karena....saya....saya....saya....sudah memiliki calon suami di kampung. Dan saya sangat mencintai dia. Maafkan saya......(pergi)
(Sarwo dan Witi berpelukan dan berteriak teriak)
Tuan Bono sudah menunggu. Sambil sesekali melihat jam tangannya. Dan akhirnya tamu yang dari tadi ditunggunya tiba juga
Ratna :Permisi...Assalamu’alaikum....
Bono :Silakan masuk, monggo silakan duduk
Ratna :maaf mas sudah menunggu lama
Bono :tidak apa-apa. Wito...Wito!
Wito :(dari kejauhan lalu muncul) ada apa tuan?
Bono :ini tolong buatkan minum buat tamu kita
Wito :saya tuan.....
Bono :jadi begini Dek.....
Fani :Tuan Bono yang terhormat, saya harap pikirkan lagi keputusan anda untuk menjadikan Ibu saya istri kedua anda.
Ratna :Fani!
Bono :Maaf, saya tidak mengerti maksud nak Fani berkata seperti itu ?
Fani :saya rasa Anda tahu bahwa keluarga kami adalah keluarga terhormat, keluarga kami adalah keluarga baik-baik, saya yakin orang-orang tahu itu. Apa kata orang seandainya mereka tahu bahwa Nyonya Johan Joyo Prasojo menjadi istri orang yang telah beristri ?
Bono :Kau tidak mengerti nak, saya tidak sembarangan mengambil keputusan ini. Saya mengenal betul keluarga kalian. Justru saya menikahi ibu mu karena ingin mempererat hubungan keluarga. Saya berkeinginan membantu meringankan beban kalian sepeninggal Ayah kalian. Almarhum Johan adalah sahabat baik saya, begitupula dengan Ibumu. Saya sangat menyesal tidak dapat hadir disaat –saat akhir hidupnya
Fani :Sahabat macam apa yang tidak peduli keadaan sahabatnya yang sedang sekarat?!
Mamat :kak Ratna, Tuan Bono adalah rekan kerja papi. Sudah bertahun papi dan Tuan Bono membangun perusahaan hingga bisa besar seperti sekarang. Tidak mungkin Tuan Bono hendak mencelakai kita.
Bono :sejujurnya, istri tak dapat memberikan keturunan. Saya berharap dengan menikahi Ibumu, saya bisa mendapatkan keturunan dan dapat meneruskan perusahaan yang telah susah payah dibangun. Termasuk oleh ayahmu. Percayalah saya tak ada niat untuk merusak keluarga kalian.
Mamat :saya yakin Almarhum papi akan sangat bahagia mengetahui Tuan Johan menikahi mami. Beliau pasti bahagia karena ada generasi yang meneruskan cita-cita untuk membangun perusahaan.
Bono :saya salut dengan Johan. Pemikiran-pemikirannya punya andil yang cukup besar atas kemajuan perusahaan. Saya sangat kehilangan dia. Saya ingin dimasa depan perusahaan ini memiliki orang-orang seperti dia.
Ratna :harusnya kau juga senang nak, Tuan Bono ingin punya keturunan dari mami, berarti ada keluarga kita yang akan melanjutkan membangun perusahaan yang telah susah payah dibangun oleh Almarhum Papi dan Tuan Bono
Fani :saya tetap tidak setuju!, pokoknya pernikahan ini tidak boleh terjadi,titik! (keluar sambil marah)
Ratna :Fani!
Mamat :tunggu dulu kak...!Kak Fani !(mengejar Fani)
Tiba – tiba Julia datang dengan tergesa-gesa lalu berteriak
Della hendak pergi merantau kenegri sebrang. Romo dan Mamanya member wanti-wanti kepada Della agar berhati-hati dinegri sebrang mesti di tempat neneknya sendiri.
Della :Ma … (lirih) !!
Mama :Iya … sayang . kamu harus hati-hati ya di Semarang nanti,walaupun kamu dekat dengan nenek tapi tetap kamu masih ngekos. hati-hati jika memilih teman bergaul disana .jangan sampai kamu bergaul dengan anak-anak nakal yang gak jelas asl dan usulnya.
Romo :Iya, bener itu kata Mama mu.jangan sampai salah pergaulan .terutama temen cowok, harus bener-bener super hati-hati.Romo ngak mau dengar kabar buruk kamu disana. Setiap akhir pekan kamu harus pulang menjenguk nenek dirumah.kasiahan nenek hanya ditemani bi Iyem saja.dan satu lagi pesan Romo, kamu tidak boleh pacaran dulu sebelum wisuda.dan jangan berani-berani melangar perintah Romo untuk yang satu ini.kamu harus pinter dulu disana.jangan mengecewakan Romo dan Mama yang sudah percaya dengan Della. Ngerti !!!
Della :Iya …Romo. Della akan berusaha sebaik mungkin. ( perlahan menunduk )
( Dimas yang baru pulang kuliah datang dan ikut duduk bersama Romo , Mama dan Della)
Dimas :Iya Dek … ! kamu harus jaga diri di Semarang. Ntar kalo ada yang nakal sama Adek bilang aja ma Kakak.biar kakak hajar habis-habis,karna sudah berani ganggu adek cewek kakak satu-satunya yang pualing cantik ini.(memeluk kepala ella dengan erat)
Della :Ih … kakak aku kan udah besar!. (sambil mencubit perut kakaknya)
( Romo dan Mama nya saling pandang dan tertawa melihat ulah anak-anak mereka )
Hari yang Della tunggu-tunggu telah tiba.Della mempunyai banyak teman dikampusnya maupun di kos yang Della tempati sekarang.hari-hari di jalani dengan sangat baik dan menyenangkan.sampai suatu malam yang begitu indah Della berkumpul di kamar Lisa teman sebelah kamar kos.
Lisa :Dell, Sof , Wi , Mbak Ning. Sini deh …..!( teriak )
( Della,Sofie,Dwi dan Mbak ning serentak menghampiri Lisa dikamarnya )
Della :ada apa sih Lis ? ( penasaran )
Mbak Ning :Iya,ada apa to ndok ? (penasaran)
Sofie&Dwi :Oww … (menemukan jawabanya) ada Pasya Ungu tow!!
Makanya sumringah banget kayanya.
Della :Idih …. Pasya cakep banget ya…..??! aduh kapan ya aku bisa ketemu Pasya beneran. Pengen deh! (narsisnya)
Lisa :ye…… emang kamu doang yang mau! Aku juga mau banget ‘kali’
( dengan menekankan nada ‘kali’)
Della :oke oke. Ntar kita berdua aja ya,yang ketemu Pasya.kamu meluk dia dari kiri trus aku dari kanan. Setuju ngak ? ( meminta pendapat Lisa)
Lisa :ya…ya… begitu lebih adil. (mengangguk-angguk)
Della :tapi dalam mimpi. (cekikikan)
(Mbak Ning , Sofie dan Dwi spontan tertawa mendengar percakapan mereka)
Lisa :(ngak trima) wah,payah kamu Dell …. !
Della :(masih cekikikan). eh… liat deh…..! didepan ada pengamen mirip Pasya tuh.
Lisa :udah deh…gak sah menipu lagi!!! Cukup satu kali saja. (mengibaskan tangan didepan mukanya dengan tidak percaya)
Della :kalo ini beneran Lis.sini deh!!! Dua orang pengamen menuju kekamar kita.mungki kamar kamu terbuka Lis,jadi mereka menuju kesini.tapi beneran,sumpah.mirip pasya banget.cuma kulitnya agak gelap aja sih. (meyakinkan Lisa)
Dua pengamen :(memainkan gitarnya. Jwreeeengg …….. ) andai ku tahu….malaikatkan menjemputku … (menyanyikan lirik salah satu lagu dari Pasya ungu.
Sofie :mas… boleh minta nomor Hp nya ngak? (berdiri didepan dua pengamen itu dengan senyum- senyum menggoda) idih… mas nya kok gak jawab sih.ini lho si Della ingin kenalan (sambil menunjuk kearah Della)
Della :(terkejut mendengar pertanyaan Sofie) eh, engak deh mas! Boong tuh Sofie (melirik tajam ke arah Sofie)
Sofie :(cekikikan) ah…. Masa’ ?
(dua pengamen selesai menyanyi dan salah satu dari mereka menghampiri Della untuk mengobrol)
Akbar :(menyebelahi Della duduk) kenalin aku Akbar.semester 3 anakn sastra inggris.kalo boleh tau Adek namanya siapa?semester berapa dan ambil jurusan apa?
Beneran mo ninta nomor aku?
Della :(terkejut) apa!! Enggak kok.
Akbar :yaudah kalo gitu aku boleh minta nomor adek gak neh? Boleh ya …. (paksanya )
Della :(sinis) eeeemmmmmm. ….. gimana ya….!
Sofie :( menyodorkan selembar kertas ) ini mas nomornya Della (melirik kea rah Della)
Della :eh apaan sih…..! idih Sofie kok gitu!
Sofie :mas kata temenku ini kamu mirip sama idolanya yang lagi nyani tuh (menunjuk kea rah televisi)
Della :(wajahnya memerah) Sofie awas kamu ya,,, (menghampiri Sofie dan mencubitnya keras)
Sofie :(menjerit kesakitan) Aaouu ….! Sakit Della! Iya iya ampun deh.tapi nomornya udah terlanjur aku kasih ke Akbar.
Akbar :yaudah ya dek . aku pamit dulu.perkenalanya kita lanjutin ditelpon aja ya….. met kenal ya dek Della.
( Sofie ,Lisa ,Dwi,Mbak Ning serempak menyoraki )
Lisa :wah aku kalah saing neh …. (cengegesan) gebet aja Dell (memainkan kedua alisnya) lumayan punya pacar yang mirip pasya.
Della :gila kamu Lis … (kesal) apa kata Romoku nanti kalo aku punya pacar pengamen kayak dia !!! bisa pada struk mendadak donk ! tapi ,manis juga lho….. (senyum cengengesan) hehehehe…….
(tiba-tiba Hp Della berdering)
Della :halo...Assalamu’alaikum...
Dengan siapa ya disana?
O, mas Akbar . ada apa mas? (keluar dari kamar Lisa)
Akbar :gangu kamu ngak dek ?
Ngak tau kenapa pertemuan sepintas tadi membuat aku jatuh hati sama kamu dek . aku ada lagu untuk kamu neh dek, dek Della mau ndengerin ngak? (meminta ijin Della) Ini ciptaanku sendiri lo dek.syair ini juga terinspirasi dari wajah kamu yang manis dan bercahaya tadi,sampai-sampai aku ngak bisa tidur gara-gara ingat kamu terus dek.
Della :iya nyanyi aja. Aku dengerin. (berjalan memasuki kamarnya dengan sumringah setelah mendengar suara disebrang menyanyikan syair ) bagus kok.wah kamu berbakat ya tentang masalah musik.aku diajarin donk.( senyum-senyum kegirangan)
Akbar :siap ! asal adek bersedia jadi pacarku.
Lisa :(memasuki kamar Della) gimana Dell kabarnya sama mas pengamen tadi? Critain donk ! (merengek –rengek)
Della :gimana ya .... !
(hening )
Della :aku udah resmi jadian dengan Akbar. (agak ragu)
Lisa :sumpeh kamu Dell ! (terjingkat kaget)
Della :besok sabtu aku akan dikenalkan dengan kedua orang tua Akbar dirumahnya (dengan bangga)
Lisa :gila kamu Dell ! secepat itukah hubungan kalian.wah ini mah namanya cinta dadakan (ngak trima) bagaimana kalo Romo dan Mamamu tau! Pasti mereka akan shok Dell !
Della :ah.... biarin aja Romo ,Mama & mas Dimas kan ngak tau.ya jangan sampai taulah.bantu aku ya Lis ... (memelas) Please..... kamukan sohibku.kamu harus bantu nutupin kalo aku sudah punya pacar pengamen.
Lisa :yaudah deh..... !Okelah...! tapi kamu besok hati-hati lho. Kamu kan belum kenal betul dengan akbar (meyakinkan) lagian usia umur pacaran kalian kan belum ada satu semester.jadi kamu jangan terlalu percaya sepenuhnya sama dia.
Della :sip.....lah...(mengacungkan kedua jempolnya) aku kan udah gedhe.kamu tenang aja (memeluk Lisa) yaudah bubuk yuk.
(Lisa keluar dan Akbar masuk)
Akbar :dek kita kerumas sekarang saja yuk (turun dari motor Supranya dan berteriak dari jauh)
Della :sekarang!? Yaudah tunggu bentar.aku ganti baju dulu.
( beberapa menit kemudia Della keluar dengan sudah rapi.dan mereka menuju rumah Akbar)
Della :kenapa sekarang ?(cakapnya saat mereka diatas motor) bukanya seharusnya sabtu?
Akbar :Bapak sama Ibu akan menjenguk saudara jauh dan menginap. Kemungkinan sabtu mereka menginap disana.jadi aku ajak saja kamu kerumah sekarang,biar bertatap muka dengan mereka.
Della :O,ya sudah.ayo saja lah... (mengangguk setuju)
(mereka telah sampai dirumah )
Bapak :O.. ini ya pacar kamu Nang ? (menepuk pundak Akbar) cantik ya.... di awet – awet biar langgeng sanpai menikah. Yo, Nduk (menyalimi Della)
Della :iya Pak. (tersenyum dan menyalimi) lha Ibu mana Pak? (celingukan mencari kekanan kekiri)
Bapak :itu. Lagi membereskan barang-barang bawaan.
Della :mau pergi kemana Pak ?
Bapak :ini lho.mau kerumah saudara yang sakit.yasudah Bapak tinggal siap-siap dulu mbantu Ibu.kamu sana jalan-jalan memetik apel dikebun belakang rumah.san Bar si Gendok ditemenin ambil Apel buat dibawa pulang nanti.
Della :ngak usah repot-repot Pak. (tersenyum sungkan)
Bapak :ndak papa wang lagi panen kok Ndok.ambil saja sesuka Gendok (berjalan meningalkan Della dan Akbar di ruang tamu)
Akbar :ayo Dek ... ( berjalan menuju belakang rumah)
Della :sekarang! (mengikuti di belakangnya)
Akbar :dek .... kapan kamu mau ngenalin aku ke Romo & Mama kamu? (bisiknya lirih dan menatapnya dalam)
Della :iya ntar kalo pulang ke Jogja (menenangkan Akbar)
Akbar :bener ya dek....!? (kedua tangannya diletakkan di atas bahu Della) aku ngak mau kehilangan kamu dek...! aku terlanjur sayang sam kamu dek.
Della :iya iya.Della usahain (berusaha menenangkan Akbar) yaudah yuk kita masuk aja.udah banyak neh buah yang kita petik.ntar malah ngak bisa membawanya (berjalan memasuki rumah)
Akbar :(mengikuti di belakangnya) dek.... aku serius sama kamu.kok kamunya cuek gitu.aku bener-bener ngak mau kehilangan kamu.
Della :iya Della usahain ya mas... (sambil duduk kecapean) mas kan tau sendiri Romo Della belum mengijinkan Della berpacaran.
Akbar :tapi dek mas ngak mau kehilangan kamu (memeluk Della erat)
Della :tapi mas itu ngak mudah buat Della.masih terlalu dini Della jujur gitu sama keluarga Della.tolong ngertiin donk (berusaha melepas pelukan dan terpeleset jatuh diatas meja) surat apa ini mas?(terkejut setelah membaca isi surat yang tidak sengaja dibacanya itu)
Akbar :(berusaha menangkap Della yang mencoba melarikan diri dari dekapanya) dek makanya aku ngak mau kehilangan kamu.
Della :(berusaha meloloskan diri dari kejaran Akbar yang semakin membabibuta) O... Jd atas alasan ini kamu berbuat seperti ini.tega banget sih kamu mas.kenapa kamu tega mbohongin aku !! ternyata selama ini kamu tidak kuliah dan hanya preman jalanan yang kerjaanya cuma mengamen.
Akbar :(berhasil menangkap lengan Della dan tak sengaja merobek lengan bajunya) dek.... Please ..... aku ngak mau kamu tingalin.kamu harus jadi milikmu selamanya.hanya kamu.
Della :(bingung ) kamu napa sih mas... kok jadi bringas gitu.(mencari akal untuk meminta bantuan) kamu jangan buat aku takut donk.kamu mau berbuat apa sih?sampai merobek bajuku gini.aku ngak suka ya dengan cara kamu ini.kalo kamu emang bohong sama aku,selesain donk dengan baik-baik (nafasnya tersendak –sandak karna tangisnya) kita juga bisa putus baik-baik kan kamu ngak usah bikin kesalahan dua kali donk!(mencoba menghubungi Dimas melalui Hp)
Akbar ................. (kaget)
Della :(menjerit keras) jangan . . . . !!!
Please . . jangan Akbar. Jangan (tertangkap oleh Akbar)
Akbar :(menyambar Hp dan membuangnya) aku ngak mau kehilangan kamu sayang (mencoba menciumi Della) aku ngak mau kamu tingalin begitu saja cinta (semakin bringas)kita ngak boleh putus ( menekan Della yang tak berdaya) kamu harus jadi milikku dan hanya boleh menikah denganku ( memaksa Della )
Della :aku mohon jangan lakuin ini ( berusaha melepaskan diri)
Akbar . . . . Please . . . . ! ( menangis )
Kita bisa bicarain ini baik-baik tanpa putus (sesegukan )
( Hp Della yang terjatuh berhasil tersalur ke nomor Dimas )
Dimas :asalamualaikum.... adekku tersayang lagi apa tumben telpon
( sapanya mesrah).
Halo.... halo.... dek...... (mencoba mencari jawaban dan panik setelah mendengar suara ribut-ribut disebrang telepon)
Dek kamu sedang apa disana? (sangat panik)
Della jangan bikin khawatir kakak gini donk (semakin panik karna mendengar jeritan yang khas suara Della)
(bersamaan dengan itu, Della yang masih mencoba berontak di pelukan Akbar menjerit keras karna rasa sakit di selakangnya yang sangat luar biasa)
Della :kakak ........................................ (lirih)
