26 Okt 2010

Apa motorku ilang!!!! Ohh.. NO!!!

        Pagi hari ini susana kampus begitu sangat nyaman, hufh... tumben gitu loc! aku menunggu matakuliah yang seharusnya masuk pukul 7.00 WIB tapi kulihat jam tanganku ternyata sudah pukul 8.00 WIB dasar dosen emang seenaknya aja kalo mau masuk, biasalah jamnya wong jowo tulen molornya kayak karet.
        Dua jam kemudian kelaspun berakhir, mata yang sedari tadi kriyip-kritip kini mulai terbelalak kembali karna jam sudah berakhir. krucuk krucuk drum drum jezzzzzssss.... aduh suara perut yang meronta ronta minta diisi. Oh My God ternyata aku belum sarapan.

Frengky : Mbul mangan yok...!! nyonge kencot kiyek!
Timbul   : Engko disitlah ngenteni Kampret siji kui sue nemen.

" Mbul, Ky tunggu,..." aku tergopoh-gopoh mendekati mereka yang berdiri didepan Si Biru. Si biru adalah panggilan untuk Vario Biru alias motor kesayanganku yang selalu menemani aku disaat susah atapun senang. Mereka memang sengaja menunggu kedatanganku di dekat si biru karena kebiasaanku tang gak pernah aku lupakan adalah selalu membawa gembes pink ku setelah usai perkuliahan hingga tubuhku perlu air untuk menggantikan cairan tubuh yang hilang entah terbang kemana.

Timbul  : wes rak nganggo sue, ndang dijupuk kui gembes pinkmu.
FrengkY : iyo wetengku wes kencot kiek.

" modar......!!! " (teriakku mengagetkan mereka)

serentak Timbul dan Frengky jerjingkat dari posisi yang sedari tadi menduduki si biru.

Timbul : ono opo meneh tow janjane ki kampret.
Frengky : iyo...... (belum selesai Frengky melanjukkan perkataanya)

"kiek kontake inyong ilang bleh...!!! modar rak inyong!!! "

Timbul : digoleki disik menawane ketlingsut Pret...., opo jojo neng jok.
Frengky : wah he'eh ki mesti mlebu nang jok.., biasane nek ketinggalan rak kantil tow nang si biru. wes lah tinggal mangan disik mengko goleti maning. nek weteng ngeleh ki rak iso mikir kudu diisi disit yuuuhhh...!!

    dari kejauhan satpam kampus mendekati gerombolan kita yang terlihat panik.

Pak Satpam : ada apa kok pada panik gitu.
 "liat kunci ku yang nempel di sibiru gak pak, tak cari ditas gak ada ekh menawi bapak liat, kasih tau aku ya pak?" dengan wajah sangat lesu aku nrocos aja. lha gimana lagi orang laper gini. kuputuskan untuk meningalkan si biru dan pak satpamyang juga kembali ke pos jaganya.

                 Lima belas menit telah berlalu kami yang menyantap makanan dengan satainya telah kenyang dan puas, sampai-sampai kunci si biru ilangpun terlupakan. Kamipun kembali menuju gedung yang akan kami masuki lagi untuk melanjutkan perkuliahan berikutnya. karena jalan menuju gedung H tempat kami kuliah melewati tempat parkir si biru mendadak kami teringat si biru yang terparkir di deoan kampus menghilang.

Timbul ; Buset kutu kupret, nek rak salah si birumu mau mbok parkir neng ngisor wet mlinjo iki to Pret....?
Frengky : iyo ekh Pret kok rak eneng po wes pindah yo...,

aku masih bingung mencari cari si biru mungkin saja terparkir disampingnya ato dibelakangnya. tapi, emang bener2 gak ada blas... hufh,,,, nangis deh aku....


sabar Pret sabar..... Timbul dan Frengky menenangkanku. tangisku semakin keras apajal yang harus aku katakan nanti kepada mamak dirumah sedangkan si biru hanya titipan mereka. "mamak ampunilah anakmu ini yang selalu menyusahkanmu... huhuhuhuhuhuhu... saat kami berjalan menuju pos satpam untuk melaporkan kejadian tiba-tiba ada seorang bapak-bapak menegur.

"cantik-cantik kok nangis pada diapakan ama mas-masnya ini"
Timbul : ne pak motornya Vario biru ilang  diparkiran
"ilang noi platnya berapa coba saya teleponkan penjaga pos depan"

 Frengky menyebutkan ciri-ciri si biru kepada bapak tersebut dan Timbul masih menenangkanku yang sedari menagis mengiba iba.

"oh mbak mas coba langsung saja kesana ke pos depan disana ada motor vario terparkir tanpa identitas"

Timbul : alhamdullillah moga kui motormu ya Pret

kami langsung saja bergegas tanpa memperdulikan bapak tadi, sampai-sampai berterimaksihpun lupa. Ya wajarlah namanya saja orang lagi panik.

                Dipos depan sudah banyak yang mengeromboli si biru, aku serasa tak percaya benarka itu si biru yang selalu ada dimanapun aku berada. akhirnya tangiskupun reda digantikan tertawa lepas kami yang kaget karna si biru masih terselamatkan. Oh Got, Tanks lo ya..... ^_*

25 Okt 2010

Peddle Stories Virginity

Peddle Stories Virginity


Wanita itu berjalan agak ragu memasuki hotel berbintang lima . Sang petugas satpam yang berdiri di samping pintu hotel menangkap kecurigaan pada wanita itu. Tapi dia hanya memandang saja dengan awas ke arah langkah wanita itu yang kemudian mengambil tempat duduk di lounge yang agak di pojok.
Petugas satpam itu memperhatikan sekian lama, ada sesuatu yang harus dicurigainya terhadap wanita itu. Karena dua kali waiter mendatanginya tapi, wanita itu hanya menggelengkan kepala. Mejanya masih kosong. Tak ada yang dipesan. Lantas untuk apa wanita itu duduk seorang diri. Adakah seseorang yang sedang ditunggunya.


Petugas satpam itu mulai berpikir bahwa wanita itu bukanlah tipe wanita nakal yang biasa mencari mangsa di hotel ini. Usianya nampak belum terlalu dewasa. Tapi tak bisa dibilang anak-anak. Sekitar usia remaja yang tengah beranjak dewasa.
Setelah sekian lama, akhirnya memaksa petugas satpam itu untuk mendekati meja wanita itu dan bertanya:
” Maaf, nona … Apakah anda sedang menunggu seseorang? ”
” Tidak! ” Jawab wanita itu sambil mengalihkan wajahnya ke tempat lain.
” Lantas untuk apa anda duduk di sini?”
” Apakah tidak boleh? ” Wanita itu mulai memandang ke arah sang petugas satpam..
” Maaf, Nona. Ini tempat berkelas dan hanya diperuntukan bagi orang yang ingin menikmati layanan kami.”
” Maksud, bapak? ”
” Anda harus memesan sesuatu untuk bisa duduk disini ”
” Nanti saya akan pesan setelah saya ada uang. Tapi sekarang, izinkanlah saya duduk di sini untuk sesuatu yang akan saya jual ” Kata wanita itu dengan suara lambat.
” Jual? Apakah anda menjual sesuatu di sini? ”
Petugas satpam itu memperhatikan wanita itu. Tak nampak ada barang yang akan dijual. Mungkin wanita ini adalah pramuniaga yang hanya membawa brosur.
” Ok, lah. Apapun yang akan anda jual, ini bukanlah tempat untuk berjualan. Mohon mengerti. ”
” Saya ingin menjual diri saya, ” Kata wanita itu dengan tegas sambil menatap dalam-dalam kearah petugas satpam itu.
Petugas satpam itu terkesima sambil melihat ke kiri dan ke kanan.
” Mari ikut saya, ” Kata petugas satpam itu memberikan isyarat dengan tangannya.
Wanita itu menangkap sesuatu tindakan kooperativ karena ada secuil senyum di wajah petugas satpam itu. Tanpa ragu wanita itu melangkah mengikuti petugas satpam itu.
Di koridor hotel itu terdapat kursi yang hanya untuk satu orang. Di sebelahnya ada telepon antar ruangan yang tersedia khusus bagi pengunjung yang ingin menghubungi penghuni kamar di hotel ini. Di tempat inilah deal berlangsung.
” Apakah anda serius? ”
” Saya serius ” Jawab wanita itu tegas.
” Berapa tarif yang anda minta? ”
” Setinggi-tingginya. .’ ‘
” Mengapa?” Petugas satpam itu terkejut sambil menatap wanita itu.
” Saya masih perawan ”
” Perawan? ” Sekarang petugas satpam itu benar-benar terperanjat. Tapi wajahnya berseri. Peluang emas untuk mendapatkan rezeki berlebih hari ini..
Pikirnya
” Bagaimana saya tahu anda masih perawan?”
” Gampang sekali. Semua pria dewasa tahu membedakan mana perawan dan mana bukan.. Ya kan …”
” Kalau tidak terbukti? ”
” Tidak usah bayar …”
” Baiklah …” Petugas satpam itu menghela napas. Kemudian melirik ke kiri dan ke kanan.
” Saya akan membantu mendapatkan pria kaya yang ingin membeli keperawanan anda. ”
” Cobalah. ”
” Berapa tarif yang diminta? ”
” Setinggi-tingginya. ”
” Berapa? ”
” Setinggi-tingginya. Saya tidak tahu berapa? ”
” Baiklah. Saya akan tawarkan kepada tamu hotel ini. Tunggu sebentar ya. ”
Petugas satpam itu berlalu dari hadapan wanita itu.
Tak berapa lama kemudian, petugas satpam itu datang lagi dengan wajah cerah.
” Saya sudah dapatkan seorang penawar. Dia minta Rp. 5 juta. Bagaimana? ”
” Tidak adakah yang lebih tinggi? ”
” Ini termasuk yang tertinggi, ” Petugas satpam itu mencoba meyakinkan.
” Saya ingin yang lebih tinggi…”
” Baiklah. Tunggu disini …” Petugas satpam itu berlalu.
Tak berapa lama petugas satpam itu datang lagi dengan wajah lebih berseri.
” Saya dapatkan harga yang lebih tinggi. Rp. 6 juta rupiah. Bagaimana? ”
” Tidak adakah yang lebih tinggi? ”
” Nona, ini harga sangat pantas untuk anda. Cobalah bayangkan, bila anda diperkosa oleh pria, anda tidak akan mendapatkan apa apa. Atau andai perawan anda diambil oleh pacar anda, andapun tidak akan mendapatkan apa apa, kecuali janji. Dengan uang Rp. 6 juta anda akan menikmati layanan hotel berbintang untuk semalam dan keesokan paginya anda bisa melupakan semuanya dengan membawa uang banyak. Dan lagi, anda juga telah berbuat baik terhadap
saya. Karena saya akan mendapatkan komisi dari transaksi ini dari tamu hotel. Adilkan. Kita sama-sama butuh … ”
” Saya ingin tawaran tertinggi … ” Jawab wanita itu, tanpa peduli dengan celoteh petugas satpam itu.
Petugas satpam itu terdiam. Namun tidak kehilangan semangat.
” Baiklah, saya akan carikan tamu lainnya. Tapi sebaiknya anda ikut saya. Tolong kancing baju anda disingkapkan sedikit.
Agar ada sesuatu yang memancing mata orang untuk membeli. ” Kata petugas satpam itu dengan agak kesal.
Wanita itu tak peduli dengan saran petugas satpam itu tapi tetap mengikuti langkah petugas satpam itu memasuki lift.
Pintu kamar hotel itu terbuka. Dari dalam nampak pria bermata sipit agak berumur tersenyum menatap mereka berdua.
” Ini yang saya maksud, tuan. Apakah tuan berminat? ” Kata petugas satpam itu dengan sopan.
Pria bermata sipit itu menatap dengan seksama ke sekujur tubuh wanita itu …
” Berapa? ” Tanya pria itu kepada Wanita itu.
” Setinggi-tingginya ” Jawab wanita itu dengan tegas.
” Berapa harga tertinggi yang sudah ditawar orang? ” Kata pria itu kepada sang petugas satpam.
” Rp.. 6 juta, tuan ”
” Kalau begitu saya berani dengan harga Rp. 7 juta untuk semalam. ”
Wanita itu terdiam.
Petugas satpam itu memandang ke arah wanita itu dan berharap ada jawaban bagus dari wanita itu.
” Bagaimana? ” tanya pria itu.
”Saya ingin lebih tinggi lagi …” Kata wanita itu.
Petugas satpam itu tersenyum kecut.
” Bawa pergi wanita ini. ” Kata pria itu kepada petugas satpam sambil menutup pintu kamar dengan keras.
” Nona, anda telah membuat saya kesal. Apakah anda benar benar ingin menjual? ”
” Tentu! ”
” Kalau begitu mengapa anda menolak harga tertinggi itu … ”
” Saya minta yang lebih tinggi lagi …”
Petugas satpam itu menghela napas panjang. Seakan menahan emosi. Dia pun tak ingin kesempatan ini hilang.
Dicobanya untuk tetap membuat wanita itu merasa nyaman bersamanya.
” Kalau begitu, kamu tunggu di tempat tadi saja, ya. Saya akan mencoba mencari penawar yang lainnya. ”
Di lobi hotel, petugas satpam itu berusaha memandang satu per satu pria yang ada. Berusaha mencari langganan yang biasa memesan wanita melaluinya. Sudah sekian lama, tak ada yang nampak dikenalnya. Namun, tak begitu jauh dari hadapannya ada seorang pria yang sedang berbicara lewat telepon genggamnya.
” Bukankah kemarin saya sudah kasih kamu uang 25 juta Rupiah.
Apakah itu tidak cukup? ” Terdengar suara pria itu berbicara.
Wajah pria itu nampak masam seketika
” Datanglah kemari. Saya tunggu. Saya kangen kamu.
Kan sudah seminggu lebih kita engga ketemu, ya sayang?! ”
Kini petugas satpam itu tahu, bahwa pria itu sedang berbicara dengan wanita.
Kemudian, dilihatnya, pria itu menutup teleponnya. Ada kekesalan di wajah pria itu.
Dengan tenang, petugas satpam itu berkata kepada Pria itu: ” Pak, apakah anda butuh wanita … Huh ”
Pria itu menatap sekilas kearah petugas satpam dan kemudian memalingkan wajahnya.
” Ada wanita yang duduk disana, ” Petugas satpam itu menujuk kearah wanita tadi.
Petugas satpam itu tak kehilangan akal untuk memanfaatkan peluang ini.
“Dia masih perawan..”
Pria itu mendekati petugas satpam itu.
Wajah mereka hanya berjarak setengah meter. ” Benarkah itu? ”
” Benar, pak. ”
” Kalau begitu kenalkan saya dengan wanita itu … ”
” Dengan senang hati. Tapi, pak …Wanita itu minta harga setinggi tingginya.”
” Saya tidak peduli … ” Pria itu menjawab dengan tegas.
Pria itu menyalami hangat wanita itu.
” Bapak ini siap membayar berapapun yang kamu minta. Nah, sekarang seriuslah ….” Kata petugas satpam itu dengan nada kesal.
” Mari kita bicara di kamar saja.” Kata pria itu sambil menyisipkan uang kepada petugas satpam itu.
Wanita itu mengikuti pria itu menuju kamarnya.
Di dalam kamar …
” Beritahu berapa harga yang kamu minta? ”
” Seharga untuk kesembuhan ibu saya dari penyakit ”
” Maksud kamu? ”
” Saya ingin menjual satu satunya harta dan kehormatan saya untuk kesembuhan ibu saya. Itulah cara saya berterima kasih …. ”
” Hanya itu …”
” Ya …! ”
Pria itu memperhatikan wajah wanita itu. Nampak terlalu muda untuk menjual kehormatannya. Wanita ini tidak menjual cintanya. Tidak pula menjual penderitaannya. Tidak! Dia hanya ingin tampil sebagai petarung gagah berani di tengah kehidupan sosial yang tak lagi gratis. Pria ini sadar, bahwa di hadapannya ada sesuatu kehormatan yang tak ternilai. Melebihi dari kehormatan sebuah perawan bagi wanita. Yaitu keteguhan untuk sebuah pengorbanan tanpa ada rasa sesal. Wanta ini tidak melawan gelombang laut melainkan ikut kemana gelombang membawa dia pergi. Ada kepasrahan diatas keyakinan tak tertandingi. Bahwa kehormatan akan selalu bernilai dan dibeli oleh orang terhormat pula dengan cara-cara terhormat.
” Siapa nama kamu? ”
” Itu tidak penting. Sebutkanlah harga yang bisa bapak bayar … ” Kata wanita itu
” Saya tak bisa menyebutkan harganya. Karena kamu bukanlah sesuatu yang pantas ditawar. ”
”Kalau begitu, tidak ada kesepakatan! ”
” Ada ! ” Kata pria itu seketika.
” Sebutkan! ”
” Saya membayar keberanianmu. Itulah yang dapat saya beli dari kamu. Terimalah uang ini. Jumlahnya lebih dari cukup untuk membawa ibumu ke rumah sakit.
Dan sekarang pulanglah … ” Kata pria itu sambil menyerahkan uang dari dalam tas kerjanya.
” Saya tidak mengerti …”
” Selama ini saya selalu memanjakan istri simpanan saya. Dia menikmati semua pemberian saya tapi dia tak pernah berterima kasih. Selalu memeras. Sekali saya memberi maka selamanya dia selalu meminta. Tapi hari ini, saya bisa membeli rasa terima kasih dari seorang wanita yang gagah berani untuk berkorban bagi orang tuanya. Ini suatu kehormatan yang tak ada nilainya bila saya bisa membayar …”
” Dan, apakah bapak ikhlas…? ”
” Apakah uang itu kurang? ”
” Lebih dari cukup, pak … ”
” Sebelum kamu pergi, boleh saya bertanya satu hal? ”
” Silahkan …”
” Mengapa kamu begitu beraninya … ”
” Siapa bilang saya berani. Saya takut pak …
Tapi lebih dari seminggu saya berupaya mendapatkan cara untuk membawa ibu saya ke rumah sakit dan semuanya gagal.
Ketika saya mengambil keputusan untuk menjual kehormatan saya maka itu bukanlah karena dorongan nafsu.
Bukan pula pertimbangan akal saya yang `bodoh` … Saya hanya bersikap dan berbuat untuk sebuah keyakinan … ”
” Keyakinan apa? ”
” Jika kita ikhlas berkorban untuk ibu atau siapa saja, maka Tuhan lah yang akan menjaga kehormatan kita … ” Wanita itu kemudian melangkah keluar kamar.
Sebelum sampai di pintu wanita itu berkata:
” Lantas apa yang bapak dapat dari membeli ini … ”
” Kesadaran… ”
.. . .
Di sebuah rumah di pemukiman kumuh. Seorang ibu yang sedang terbaring sakit dikejutkan oleh dekapan hangat anaknya.
” Kamu sudah pulang, nak ”
” Ya, bu … ”
” Kemana saja kamu, nak … Huh”
” Menjual sesuatu, bu … ”
” Apa yang kamu jual?” Ibu itu menampakkan wajah keheranan. Tapi wanita muda itu hanya tersenyum …
Hidup sebagai yatim lagi miskin terlalu sia-sia untuk diratapi di tengah kehidupan yang serba pongah ini. Di tengah situasi yang tak ada lagi yang
gratis. Semua orang berdagang. Membeli dan menjual adalah keseharian yang tak bisa dielakan. Tapi Tuhan selalu memberi tanpa pamrih, tanpa perhitungan
….

” Kini saatnya ibu untuk berobat … ”
Digendongnya ibunya dari pembaringan, sambil berkata: ” Tuhan telah membeli yang saya jual… ”.
Taksi yang tadi ditumpanginya dari hotel masih setia menunggu di depan rumahnya. Dimasukannya ibunya ke dalam taksi dengan hati-hati dan berkata
kepada supir taksi: ” Antar kami kerumah sakit …”


beauty is art or beauty is a literature ?

beauty is art or beauty is a literature ? 


Seni pada mulanya adalah proses dari manusia, dan oleh karena itu merupakan sinonim dari ilmu. Dewasa ini, seni bisa dilihat dalam intisari ekspresi dari kreatifitas manusia. Seni sangat sulit untuk dijelaskan dan juga sulit dinilai, bahwa masing-masing individu artis memilih sendiri peraturan dan parameter yang menuntunnya atau kerjanya, masih bisa dikatakan bahwa seni adalah proses dan produk dari memilih medium, dan suatu set peraturan untuk penggunaan medium itu, dan suatu set nilai-nilai yang menentukan apa yang pantas dikirimkan dengan ekspresi lewat medium itu, untuk menyampaikan baik kepercayaan, gagasan, sensasi, atau perasaan dengan cara seefektif mungkin untuk medium itu. Sekalipun demikian, banyak seniman mendapat pengaruh dari orang lain masa lalu, dan juga beberapa garis pedoman sudah muncul untuk mengungkap gagasan tertentu lewat simbolisme dan bentuk (seperti bakung yang bermaksud kematian dan mawar merah yang bermaksud cinta). 


                Tahun 2006, seorang laki-laki di India mendatangi rumah sakit untuk meminta dokter menghilangkan salah satu penisnya. Kondisi yang dikenal dengan istilah diphallia ini sangat langka, dan kemungkinan hanya ada 100 kasus di seluruh dunia. Manusia seharusnya banyak bersyukur dengan apa yang telah Tuhan berikan. Coba perhatikan gambar penis ganda diatas, jika kita bisa lebih mensyukurinya mungkin akan lebih banyak manfaatnya. Tuhan menciptakan manusia jauh dari kesempurnaan, bisa dibilang tak ada satupun manusia yang begitu sempurna. Nah berikut ini liat gambar dibawah 

   Seni dalam keindahan yang telah pencipta ciptakan kepada kita. Menurut saya gambar di atas adalah seni yang dikirimkan Tuhan untuk diperlikan kepada manusia yang tidak cacat untuk selalu bersyukur dengan apa yang telah diberikan sang pencipta kepada kita, atau jangan sampai menyalah gunakan keindahan dalam arti "art". mentang mentang wanita indah lalu menjual bodynya untuk promosi agar menarik pembaca atau pelanggannya. seperti contoh ganbar ini :







beberapa wanita populer menyalah gunakan keindaham yang diberika Tuhan, sehingga selalu kurang puas dan ingin memperbesarnya. 

Coba simak bagaimana kejadianya kalo sudah seperti ini.


                Banyak wanita yang merasa kurang seksi jika payudara mereka kendor. Untuk menambah rasa percaya diri mereka dengan melakukan operasi implan silikon pada payudaranya. Tapi dengan silikon murah, seorang wanita malah mendapat petaka pada payudara yang pecah hingga menderita sakit parah.




Demi mendapatkan dada yang membusung, wanita rela mencari utangan untuk membayar operasi implan payudara. Hasilnya memang memuaskan ukuran payudara yang semula 36B menjadi 36 DD.

Tapi ternyata kebahagiaan tak berlangsung lama. Empat tahun setelah operasi, implan pada payudaranya pecah dan berakibat fatal hingga membuatnya sakit parah.

Sekitar 50.000 wanita di Inggris telah melakukan implan payudara dengan membayar 3.500 poundsterling (Rp 49 juta) atau sekitar setengah dari harga operasi payudara biasanya.

Dilaporkan 70 orang wanita telah mengalami penderitaan karena implannya pecah.

Dalam beberapa kasus, pecahnya implan pada payudara telah menyebabkan kerusakan pada jaringan payudara, bengkak dan sakit yang luar biasa.

Dampak jangka panjang dari pecahnya implan belum diketahui secara pasti, tapi komplikasinya bisa mencakup rusaknya saluran susu dan distorsi (perubahan bentuk) payudara yang sangat menyakitkan.



Payudara terbesar di dunia akhirnya harus diangkat demi menyelamatkan nyawa sang pemilik, Upaya yang dilakukan selama 3 bulan terakhir gagal mengatasi infeksi parah pada payudara berukuran M tersebut.

Seperti yang telah diberitakan sebelumnya, model kelahiran Brazil itu tercatat dalam Guiness Book of World Records pada tahun 2009 sebagai pemilik payudara terbesar di dunia dengan ukuran 38 KKK. Untuk mendapatkan ukuran sebesar itu, sedikitnya Sheyla telah melakukan 30 kali operasi plastik.

Terakhir, Sheyla telah memperbesar ukuran buah dadanya menjadi M pada Juni 2010. Operasi tersebut harus dilakukan di Brazil, sebab pemasangan impan sebesar itu telah melebihi batas aman yang diizinkan di Amerika.

Sayangnya ambisi untuk memperbaiki rekor justru mendatangkan masalah bagi model berusia 30 tahun tersebut. Sejak saat itu ia tak hanya kesulitan untuk bergerak, tetapi juga mengalami demam dan mendapat masalah pada rongga dada sehingga sulit untuk bernapas.



Dokter mengatakan bahwa payudara berukuran ekstrem itu telah membebani punggung atas Sheyla. Namun yang lebih parah, kedua payudara tersebut ternyata mengalami infeksi bakteri ganas staphilococus dan streptococus yang mengancam nyawa sang model.

Upaya menyelamatkan Sheyla berikut payudaranya dilakukan lewat pemasangan pompa khusus untuk menyedot jaringan implan yang telah terinfeksi. Pompa itu bekerja nonstop 24 jam sehari dan terus dimonitor selama 2 kali tiap pekan.

Namun karena infeksi dan kerusakan di jaringan implan sudah begitu parah, langkah ini tidak mampu menyelamatkan buah dada Sheyla. Bahkan pemberian obat-obatan dosis tinggi tidak banyak membantu, sehingga ibu dari 2 anak ini tidak punya pilihan lain kecuali membiarkan dokter mengangkat kedua payudaranya.

"Saya tahu ini menyakitkan sebab saya sangat senang memiliki payudara sebesar ini, tapi saya sadar bahwa keluarga adalah yang paling panting karena saya juga sayang pada anak-anak" ungkap Sheyla seperti dikutip dari Myfoxhouston.



Sheyla akhirnya harus pasrah payudaranya diangkat dalam operasi yang dilakukan di Richmond, Texas baru-baru ini. Kini ia harus membiasakan diri melihat dadanya yang nyaris rata, bahkan lebih kecil dibanding ukuran aslinya sebelum diperbesar untuk pertama kali.

Dokter hanya menyisakan sedikit jaringan yang tidak terinfeksi, sekedar untuk memberi bentuk jika suatu saat nanti payudaranya akan direkonstruksi. Namun sebelum sampai pada tahap itu, Sheyla masih harus menjalani masa pemulihan yang diperkirakan akan memakan waktu cukup lama.

Salah satu dokter yang menangani Sheyla, Dr Shazia Gill mengatakan bahwa infeksi staphilococus maupun streptococus merupakan salah satu risiko pada implan payudara. Risiko lainnya meliputi nyeri atau bahkan cedera pada punggung akibat menahan beban terlalu berat.

Bukan itu saja, implan payudara juga berisiko menyebabkan kecanduan seperti halnya operasi plastik yang lain. Sheyla mengakui hal itu, namun ia telah bertekad untuk mengatasi kecanduan itu demi keluarga dan terutama nyawanya sendiri.

24 Okt 2010

Puisi Dimuara SamudraNya


dimuara Samudra NYA



Sejauh mata memandang

Terhampar pasir

Diantara bebukitan dan laut-laut dalam

Sapuan udara dingin disiang menjelang senja

Sebuah anugrah yang disajikan angin utara

Pantai dan laut

Sebuah kesempurnaan citra mata dewa

Dunia yang bergulir

Keberadaan tanah dan air yang bisu

dimuara Samudra NYA

Puisi TakdirNya

TakdirNya




Jam yang berdetak seolah mengejarku

Alunan musik tua memekakkan hampaku

Isi dadaku mencoba untuk meronta
Dirumah tua derdebu ini
Kuingin tulis kisah bersamamu
Dan slalu tentangmu

takkan pergi kemana
Jika pun dia miliku
Tak usah riuh gemuruh
Karna semua telah tertakdir olehNYA

Puisi Kerinduanku


Kerinduanku 

Otak kotorku terurai
diatas permadani surgaku
jauh tinggi nan indah

Belaian halusmu, kecupan hangatmu, sentuhan nakalmu
Kurasa begitu jelas dibenakku

Aku haus aku butuh air
Aku merota aku mengeliat

Air . . . air … air . . .

Satu bulan yang indah berlalu bagai petir

Siramlah aku dengan air sucimu
Biar ku teguk kurasa airmu

Dan damai yang kurasa

Kepergianmu

Kepergianmu


Air matamu mengiris hatiku halus
kuusapkan telapak tanganku ke wajahmu yang pucat
terlihat ketakutan kehilangan akan nafasmu
nafasmu yang mengalir dalam nafasku

Kubelai rambutmu dengan kelembutan angin malam
terasa getaran menyatu diujung jari-jari
tak kuasa menahan gejolak kasih
limpahan nuansa kejora malam yang tak bertepi

Tak akan kutinggalkan hatimu yang manangis pilu
telah terpatri janji pada kedalaman nurani
akan ikut menyatu kegalauan kasih dalam derita
meski kekuatan malam hendak meranggas

Pahlawan Revolusu

GuruKu . . .

Disamping tinta warna-warni itu
Sebuah gulungan kertas putih membisu..
“milik sang guru???”.. pikirku..
Kutanya kepada guru kemerdekaan itu,
“kenapa kertas itu masih putih?
Ditengah ribuan warna warni tinta
Dengan wajah terpaku sang guru tersenyum bisu
“masih terlalu hina aku tuk warnai kertas itu”..
Jawabnya yang telanjang ditengah kumpulan topeng
“aku berkata tentang kebenaran dan kejujuran…
Tapi aku takut terkucil, merana dan sendiri…”
“guru… guru… kasian engkau guru…”
Ratapku menyesali matinya guru kemerdekaan itu
“hai kerbau-kerbau dungu, jangan kau renggut jasad guruku..!!!”
“hai tikus-tikus hitam, jangan kau rongrong jiwa guruku…!!!”
Semua ini bukan salahnya…
Dia hanya korban, korban kebiadaban budaya..
Budaya yang menjunjung tinggi keharmonisan
Walaupun itu kenistaan dan kedustaan
Budaya yang menjunjung tinggi keselarasan
Walaupun itu kebodohan dan kemiskinan
Budaya yang menjunjung tinggi kesopanan
Walaupun itu hanya tipuan feodalisme
Dia yang berkata kebenaran dan kejujuran
Disiakan dan dikucilkan, dinegerinya sendiri
Dan dia yang kalah…
Bersujud tak berdaya pada budaya..

Kembali Tersenyum

Kembali Tersenyum

Akhirnya semua telah kembali seperti adanya
Aku senang melihat semua ini
Aku senang kutelah tersenyum kembali
Aku senang kutelah semangat tuk jalani hari-hari lagi
 Aku senang kau telah kembali kepelukku
Walau tak seperti dirimu yang dulu
Ku tetap bersyukur telah diberi kesempatan tuk bersamamu
Ku ucap syukurku sepenuhnya hanya padaMu
Kukan lebih bisa menghargai hidup
Karena hidup adalah pilihan untuk maju
Haven a nice day some one
Lup u forever

Telah Kutemukan

Telah Kutemukan

Kau tidak akan pernah mengerti
Karena memang semua ini tidak untuk dimengerti
Rasa ini bagaikan mentari yang menyinari tetumbuhan dan memberikan kehidupan
Tanpa syarat apalagi hasrat
Walaupun terkadang mentari tak bisa melihat semua yang ada 
Karena awan
Itu seperti aku yang kadang belum menemukanmu