24 Okt 2010

Pahlawan Revolusu

GuruKu . . .

Disamping tinta warna-warni itu
Sebuah gulungan kertas putih membisu..
“milik sang guru???”.. pikirku..
Kutanya kepada guru kemerdekaan itu,
“kenapa kertas itu masih putih?
Ditengah ribuan warna warni tinta
Dengan wajah terpaku sang guru tersenyum bisu
“masih terlalu hina aku tuk warnai kertas itu”..
Jawabnya yang telanjang ditengah kumpulan topeng
“aku berkata tentang kebenaran dan kejujuran…
Tapi aku takut terkucil, merana dan sendiri…”
“guru… guru… kasian engkau guru…”
Ratapku menyesali matinya guru kemerdekaan itu
“hai kerbau-kerbau dungu, jangan kau renggut jasad guruku..!!!”
“hai tikus-tikus hitam, jangan kau rongrong jiwa guruku…!!!”
Semua ini bukan salahnya…
Dia hanya korban, korban kebiadaban budaya..
Budaya yang menjunjung tinggi keharmonisan
Walaupun itu kenistaan dan kedustaan
Budaya yang menjunjung tinggi keselarasan
Walaupun itu kebodohan dan kemiskinan
Budaya yang menjunjung tinggi kesopanan
Walaupun itu hanya tipuan feodalisme
Dia yang berkata kebenaran dan kejujuran
Disiakan dan dikucilkan, dinegerinya sendiri
Dan dia yang kalah…
Bersujud tak berdaya pada budaya..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar